Pertemuan Jaringan ke 3

[av_image src=’http://jaringanaksiremaja.com/wp-content/uploads/2017/09/IMG_3803-1500×1000.jpg’ attachment=’3239′ attachment_size=’extra_large’ align=’center’ styling=” hover=” link=” target=” caption=” font_size=” appearance=” overlay_opacity=’0.4′ overlay_color=’#000000′ overlay_text_color=’#ffffff’ animation=’no-animation’ admin_preview_bg=”][/av_image]
[av_textblock size=” font_color=” color=” admin_preview_bg=”]
Pointers Notulensi
JARINGAN REMAJA PEREMPUAN INDONESIA
Yayasan Kesehatan Perempuan, Jakarta, 3 Mei 2017
Berikut adalah inti sebagian besar hasil diskusi Bimonthly Meeting 2 tentang struktur organisasi
jaringan, belajar tentang pembentukan struktur jaringan remaja serta
lesson learned praktik baik
pelaksanaan jaringan dalam
judicial review atas UU Perkawinan terkait usia kawin. Kegiatan
bertempat di Yayasan Kesehatan Perempuan, 3 Mei 2017. Dihadiri oleh sekitar 49 orang terdiri dari
28 lembaga anggota jaringan.
1. Contoh Website telah disampaikan oleh kontraktor, ada beberapa usulan yang telah dicatat
untuk perbaikan. Website akan di launching final pada pertemuan ke 3 Jaringan, panduan
mengunduh konten websitenya akan disiapkan oleh tim matabiru.net
2. Belajar tentang Jaringan:
a. YKP menyampaiakn pengalamannya mengadvokasi satu pasal dalam UU Perkawinan
melalui proses JR. Jaringan dibentuk hanya sementara sampai roses JR selesai dilakukan.
Karakter Jaringan bersifat cair, tak mengikat tak ada dana khusus. Meski bersifat sukarela
namun karena punya cita-cita dan tujuan yang sama Jarigan bisa terikat kuat.
b. Pengalaman berjejaring dari YKP adalah perlunya mengidentifikasi peran setiap lembaga
yang menjadi anggota, kekuatannya masing-masing, menyamakan tujuan dan bersifat
terbuka. Penting sekali melakukan evaluasi berkala untuk memastikan agar jaringan
berada pada tracknya ketika sedang melakukan advokasi tertentu.
Selain YKP sharing disampiakan oleh Ferena Debineva International Coordinator Right
We Right Now Indonesia, Arianto Abdus Shakur, Koordinator Advokasi dan Kampanye
PKBI, Ahmad Wijoko Widodo dari Aliansi Remaja Independen sebagai Wakil National
Coordinator.
c.
Meaningful youth participation harus benar-benar dilaksanakan. Keberadaan orang muda
dalam jaringan bukan hanya sebagai symbol namun juga didengarkan setiap aspirasinya.
Fungsi kerjasama orang muda dengan dewasa juga sangat diperlukan, sebagai orang
dewasa perlu membimbing orang muda sehingga saling mengisi dan memberdayakan.
d. Peran anak muda memiliki kekuatan dalam kampanye media sangat intensif dan masif
sebagaimana pengalaman PKBI dalam mendukung aktivitas stop perkawianan anak.
Jaringan ini bukanlah jaringan baru, saya yakin teman-teman juga terlibat di jaringanjaringan lain, tapi bagaimana merekatkan jaringan-jaringan yang sudah terbentuk, aksi
ini sebagai jaringan yang menguatkan jarngan-jaringan yang sudah terbentuk itu.
e. Pengalaman dari ARI, kadang jaringan itu terlihat seperti organisasi baru,
jaringan itu sering kali membentuk diisi-divisi yang berpotensi mematikan SDM.
Sementara ide dari aliansi adalah bagaimana caranya organisasi-organisasi ini
bisa saling melengkapi dan bekerjasama. Kalau di ASP ada 5 perwakilan orang
dewasa dari 5 lembaga, di sini kita ada 20 lembaga sampai saat ini, 5 dari
pengurusnya adalah dari lembaga, 2 pengurusnya ada dari remaja minimal 7, jadi

minimal 2 orang remaja. Nah, strukturnya ada youth forum. Nah, youth forum ini
sebenarnya bukan organisasi yang di dalam, tapi jaringan yang melekat di dalam.
Jadi ada irisan antara remaja dan lembaga. Fungsinya remaja adalah
menghidupkan aliansi. Tapi remaja ini tidak independen, little independen tapi
juga bertautan dengan organisasi masing-masing. Anggota yang ingin bergabung
dia harus memiliki arah bahwa dia harus membidangi beberapa isu dan
mendapatkan rekomendasi dari dua lembaga/organisasi anggota
3. AOB
a. Adanya kesempatan bagi para anggota jaringan untuk mengajukan workplan dan budget
untuk pengajuan kegiatan capacity building jaringan AKSI di tahun 2017 dan secretariat
AKSI untuk tahun 2018.
Follow up hal ini telah dilakukan pertemuan terbatas perwakilan lembaga anggota
jaringan AKSI untuk menyusun workplan dan budget, yang kedepan akan dilaksanakan
Bersama. File tersebut sudah dikoordinasikan melalui email untuk pemberian input dari
anggota.
4. Agenda lain yang dibahas asalah soal kelembagaan Jaringan AKSI
a) Perlu penegasan, apakah ini jaringan atau mau membuat kelembagaan baru. Dari concept
note tidak terlalu jelas. Visi misinya terlihat bukan untuk penguatan jaringan, karenanya
harus dirumuskan kembali jika tujuannya adalah membuat jaringan dan harus tergambar
dalam visi misi. Sementara dalam dokumen yang ada visi misinya seolah untuk organisasi
baru yang terfokus ke remaja.
b) Rekomendasi ada 30 persen perwakilan anak muda yang duduk di presidium ini. Kalau
di ASP pemilihan anggotanya 2 tahun sekai sedangkan di PKBI 5 tahun sekali. Kalau di
ASP itu ada 2 keterwakilan anak muda di situ. Kita perlu gali
meaningfull participation ini
seperti apa.
c) Logo dan Slogan perlu untuk direvisi, untuk sementara menggunakan yang ada terlebih
dahulu.
d) Karena ini adalah pertemuan jaringan multi stakeholders diusulkan untuk mengundang
kementerian terkait KPP-PA, Kemenag, Kemenkes dan juga Kementerian keuangan
dalam pertemuan.
e) Diusulkan proses penyusunan stuktur organisasi dilakukan sambil berjalan karenanya
kegiatan bimontly meeting lebih baik fokus pada kegiatan jaringan dibandingkan terus
berkutat dalam masalah struktur organisasi jaringan, karena hal ini akan terkesan
membuat organisasi baru.
5. Rencana pertemuan selanjutnya adalah membahas tentang strategi jaringan pada Rabu, 12
Juli 2017 di PKBI.

[/av_textblock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.